Translate to your language

Wednesday, August 9, 2017

Catatan Nakal Minggu yang Biru

     Tubuhku sudah lama tak berolahraga, beberapa minggu ini terlalu lama duduk dan menatap komputer. Kering, lemas, dan kurus--perlu penyegaran. Prawatasari di hari minggu memang terbiasa menyambut keramaian--menyambut kegembiraan dan tak sedikit kesedihan orang-orang di kota kecil ini. Dan tensi darahku di pagi itu ternyata rendah, dan memang selalu rendah. Aku memeriksanya di tempat tensi gratis, dan yang memeriksanya adalah seorang wanita cantik (aku tidak sengaja memilihnya, mungkin hanya kebetulan saja. Kebetulan yang sengaja kubetul-betulkan). Dia memang cantik, sorot matanya bening, dan senyumnya cukup membuatku tidak makan selama seminggu. Senyumnya masih kusimpan, agar suatu waktu bisa kukenali lagi wanita itu. Wanita yang berulangkali mencari denyut nadiku di tengah musik orang-orang yang senam. Seharusnya itu bukan masalah, karena dia memakai stetoskop. Tetapi dia tetap mengatakan tidak bisa menemukan denyut nadiku. Mungkin dia yang terlalu gugup, ataukah aku? Ah itu bukan masalah. Tidak apa-apa dia tak menemukan denyut nadiku, biar tanganku dipegangnya dengan lama. Neng, kusembunyikan denyut nadiku di degup jantungmu, dan pipimu yang merah merekah.
Cianjur, 05 Februari 2017

0 komentar:

Post a Comment